Gaya pacaran jaman now memang tak bisa ditebak. Banyak yang agresif tapi ada juga yang masih malu-malu. Ada yang sudah diluar batas dan ada juga yang masih mengikuti dengan baik norma-norma yang ada. Dalam pacaran, yang namanya kado itu wajib. Entah itu sekedar iseng atau untuk hadiah ulang tahun, kado valentine atau anniversary. Memang sangat menyenangkan mendapat kado dari si doi. Rasanya kado itu seolah mewakili keberadaan si doi kala si doi lagi jauh. Kado-kado yang doi kasih pasti deh ngingetin kita sama dia, apalagi pas lagi rindu berat.
Saat kita lagi sayang-sayangnya sama doi, pemberiannya pun bakal kita sayangi dan jaga dengan baik. Kita taruh ditempat yang bagus, kita simpan dengan baik dan yang memungkinkan untuk kita bawa pasti bakal kita bawa kemana-mana. Dipamerin ke temen-temen, dibanggain dihadapan temen-temen sehingga bikin temen pada ngiri. Kalo bisa diajak tidur kayak boneka misalnya, pasti deh jadi temen tidur yang bikin tidur jadi nyenyak.
Namun tak selalu hal menyenangkan seperti itu terjadi pada para kado. Banyak juga dari mereka yang mengalami kisah sadis, apalagi kalo lagi ada masalah antara seseorang dengan doinya. Dan yang paling parah itu adalah saat seseorang putus sama doinya lalu merasa sakit hati dan depresi. Sasarannya ya kado-kado pemberian doi.
Kali ini ada kisah menyedihkan dari Emon, sebuah boneka doraEmon lucu bulat setinggi 75 centimeter. Kisahnya dimulai saat menjelang valentine, dia dikeluarkan dari toko dan menjadi kado istimewa untuk seorang gadis cantik bernama Anabel. Dia menjadi saksi bisu dari awal kisah cinta antara Anabel dan Wiliam. Sebagai seorang cewek Anabel memang suka boneka dan doraEmon merupakan salah satu yang menjadi favoritnya. Karena suka pada doraEmon, apalagi merupakan pemberian Wiliam, Emon pun sangat disayang. Setiap malam Emon menjadi teman tidur untuk Anabel. Di sosmed, Emon juga sering sekali muncul menyertai Anabel dengan caption-caption bahagia penuh cinta.
Singkat cerita, Anabel dan Wiliam sudah menjalin kasih hampir satu tahun. Namun dalam sebulan terakhir Wiliam bertingkah aneh. Ia seringkali mengacuhkan Anabel. Wiliam yang biasanya selalu mengabari Anabel kini berubah menjadi cuek dan selalu menghilang tanpa kabar. Wiliam yang biasanya sering mengajak Anabel makan dipinggiran jalan kini malah lebih suka menggunakan jasa ojek online untuk mengirimkan makanan ke rumah Anabel saat Anabel meminta beberapa makanan. Tentu semua itu membuat Anabel kesal dan bingung. Di saat rasa kesalnya memuncak barang-barang pemberian Wiliam menjadi sasaran. Sebuah dress putih berbahan kain kafan sudah dirobek-robek sampai menjadi helaian-helaian benang. Pernah sepasang high hells dilemparkan dari jendela dan mengenai pengendara motor dijalanan. Dan Emon masih lumayan beruntung karena dia menjadi teman curhat untuk Anabel, ya meski kadang di tendang dan dipukuli juga ketika curhatannya mencapai klimaks.
Seminggu menjelang valentine, yang artinya juga seminggu menjelang aniversary pertama, hal tak terduga terjadi. Hal yang benar-benar membuat Anabel depresi, membuat dunia Anabel berubah 180 derajat. Bermula dari ajakan Wiliam untuk bertemu disebuah taman disenja yang mendung, kisah ini juga menjadi bencana untuk para kado yan diberikan Wiliam kepada Anabel. Senja itu Anabel berangkat begitu penuh kebahagiaan untuk menemui cintanya. Ia mengenakan barang-barang pemberian Wiliam, sebuah dress anggun berwarna biru, wedges hitam dengan beberapa corak biru dominan menghiasi kakinya dan juga sebuah payung warna biru muda tak lupa ia bawa untuk antisipasi kalau nantinya hujan turun. Penampilannya senja itu sangat mirip kagura, ojek payung dalam permainan mobile legends, begitu cantik dan anggun. Namun sayangnya perasaan senang Anabel tak bertahan lama, saat bertemu dengan kekasihnya, semuanya berubah. Rasa marah, rasa sedih, kesal, bingung semua bercampur bersama tetesan air mata yang tersamarkan oleh rintik hujan yang turun deras. Ya, tanpa basa basi saat itu Wiliam memutuskan hubungan cinta mereka. “ana, aku mengajakmu kesini hanya mau bilang kita putus. Aku bosan dengan hubungan ini. Sekarang hujan, pulanglah. Jangan rindukan aku, rindu itu berat, biar aku saja”. Tanpa memberi kesempatan Anabel berbicara, Wiliam pergi begitu saja.
Dengan semua kesedihannya Anabel berjalan pulang ditengah hujan yang kian deras. Kesedihannya begitu mendalam, perih serasa tersayat silet dan dituangi air garam. Dalam situasinya ini, Emon menjadi teman juga pelampiasannya. Emon menjadi saksi tiap air mata yang menetes dari mata Anabel. Emon juga menjadi saksi keganasan Anabel merobek-robek foto Wiliam yang banyak terpajang dikamar Anabel. Seringkali Anabel mengamuk di tengah tangisnya. Satu persatu pemberian Wiliam hancur menjadi korban. Jam tangan mungil yang selalu menunjukkan waktu untuk Anabel di lempar keluar jendela. Payung biru yang dibeli saat berlibur ke jepang masuk ke tong sampah. Kamera mirrorless hadiah ulang tahun berubah jadi kapal selam tanpa dilautan bersama semua kenangan yang ada di dalamnya.
Tiba pada hari dimana Emon diserahkan pada Anabel setahun lalu, laman instagram terasa ramai. Anabel melakukan live video. Semua barang pemberian Wiliam di letakkan pada satu tempat di tengah halaman. Emon dan boneka lain, beberapa sisa foto terbingkai, sepatu, dress, sprai, beberapa baju dan juga pernak-pernik souvenir, semuanya dikumpulkan. Lalu dengan sebotol pertamax, Anabel menyiram semuanya. Korek api sudah dinyalakan, tanpa rasa kemanusiaan Anabel siap membakar semuanya. Banyak komentar masuk dalam live video tersebut. “itu doraEmonnya kasih gue napa, kasian dibakar”, “teddy bearnya manis”, “salfok sama yang kotak kecil merah yang ada tulisan sutranya”, “daripada bakar itu mending bakar mantannya aja”, “kasih gue aja, dijual masih laku”, “branya gede juga”. Tanpa peduli semua komentar tersebut, Anabel dengan wajah dingin yang penuh kemarahan bercampur kesedihan berkata pada live video tersebut “Wiliam, terimkasih untuk segala yang pernah kau berikan, semua yang membahagiakan, sampai rasa sakit yang membuatku meneteskan air mata seperti sekarang. Seperti katamu, rindu itu berat, sekarang aku akan memusnahkan semua yang kau beri bersama semua kenangan di dalamnya”. Anabel terisak tersedu-sedu. Dengan semua energinya ia melangkah menuju pada kumpulan barang pemberian Wiliam. Seakan tak rela kehilangan semuanya, Emon yang paling menonjol di elus-elus dengan lembut.
Emon yang melihat keadaan menyedihkan itu merasa sedih dan takut. Dia tak menyangka dengan semua kisah menyenangkan yang selama ini dialami, ternyata dia akan segera menjadi abu. Membayangkan betapa panasnya api membakar tubuhnya, itu benar-benar menakutkan. Satu demi satu bagian tubuhnya akan hilang. Mungkin dari ekor kecilnya, lalu kedua kaki pendeknya. Diikuti bagian kantong ajaibnya, isi perutnya akan keluar, meluber dan terbakar habis oleh kobaran api yang penuh akan kesedihan. Seandainya ia bisa berlari atau menggunakan alat-alat ajaibnya seperti di film, pasti ia akan segera melakukannya. Di bayangkannya teman-teman disebelahnya menggeliat kepanasan, berteriak dengan sangat keras, sangat mengerikan. Terbuai akan bayangan kesengsaraan itu dan juga elusan halus dari tangan Anabel, tanpa sadar kapan, ternyata api dari korek yang dibawa Anabel sudah menyala tepat dihadapannya. Selamat tinggal dunia.
Dengan air mata menyucur deras dan suara isak tangis yang tertahan, Anabel sudah bulat tekad memusnahkan semua. Hanya perlu satu centimeter saja untuk membuat semuanya terbakar, tapi tiba-tiba sesosok makhluk yang entah sejak kapan berada disana tampak memeluk erat Anabel dari belakang. Anabel kaget, korek yang dipegangnya terjatuh dan beruntungnya apinya terlebih dahulu mati sebelum menyentuh wajah lembut Emon. “sayang, maaf membuatmu jadi seperti ini, aku hanya bercanda”, kata itu terdengar samar di telinga Anabel. Semakin tersadar Anabelpun makin mengingat dekap hangat yang sedang memeluknya. Bau parfum khas yang selalu ia beli setiap bulan untuk kekasihnya. Ya, tak salah lagi, dia Wiliam. Menyadari itu, refleks saja Anabel berbalik memeluk dengan sangat erat pada Wiliam.
“sayang, aku gak bisa nafas, pelukanmu terlalu kencang”, kata Wiliam tertahan. Tapi ditengah perasaan yang bercampur aduk, Anabel masih saja memperkuat pelukannya sampai-sampai Wiliam harus melepasnya dengan seluruh tenaganya. “sayang, udah. Aku gak bisa nafas. Oh ya, aku minta maaf ya udah keterlaluan. Aku Cuma mau bikin kejutan buat kamu.” Wiliam lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil yang ternyata berisi sepasang cincin.